Paham betul bagaimana perasaan seorang ibu bila anaknya divonis yang  tidak-tidak, dokter Mizuno langsung mengiyakan saat Shioka meminta ijin  supaya Aya diperiksa oleh dokter lain. Meski begitu ia mengingatkan  wanita itu kalau besar kemungkinan hasil diagnosa tersebut bakal sama.
Di sekolah sendiri Aya sedang merasakan masa-masa indah sekolah,  selain berhasil membujuk salah satu rekan sekelasnya untuk mau  berpartisipasi di acara sekolah, ia juga terpilih sebagai salah satu  anggota tim basket sekolah. Begitu sampai di rumah, ia langsung  memamerkan seragam timnya tanpa sadar kalau Shioka sempat tertegun  sebelum berhasil menyembunyikan kesedihannya.
Bermaksud menyembunyikan penyakit sang putri sebelum tahu dengan  pasti, Shioka memberikan Aya sebuah surat pengantar dari dokter dan  meminta gadis itu untuk kembali ke rumah sakit. Disana, Aya bertemu  dengan seorang gadis cilik Yuka dan langsung mengiyakan saat diminta  bermain lempar-lemparan bola.
Dalam sebuah kejadian, tangan Aya gagal menangkap bola hingga  membentur kepalanya. Begitu melihat luka di dagu, gadis kecil yang  ditemaninya berujar kalau hal serupa juga terjadi pada ayahnya yang  dirawat disana. Tanpa punya firasat apa-apa, Aya beranjak pulang setelah  sebelumnya membungkuk hormat terhadap dokter Mizuno yang kebetulan  lewat.
Demi mencari obat paling mujarab bagi putri kesayangannya, Shioka  keteteran mengurusi pekerjaannya akibat konsentrasi yang terbagi. Lewat  penyelidikan di internet, ia akhirnya menemukan dokter yang ahli dalam  hal penyakit syaraf yang ternyata adalah guru dari dokter Mizuno. Bisa  ditebak, jawaban yang diberikan juga sama : penyakit Aya tidak ada  obatnya.
Sempat lama merenung, Shioka akhirnya memberitahu semuanya pada sang  suami Mizuo, yang sempat histeris. Keesokan harinya pria itu melakukan  hal yang tidak terduga : ia meminta semua keluarga Ikeuchi untuk  mendukung Aya dalam sebuah pertandingan persahabatan.
Keduanya sempat panik saat Aya mendadak terjatuh, dan gadis itu  sebenarnya juga sempat merasa ada yang tidak beres ketika bola yang  dioper rekan setimnya melesat di sisi kiri kepalanya tanpa bisa  ditangkap. Usai pertandingan, Aya menyempatkan diri mampir di taman  untuk menjenguk anjing kecil, dan kembali bertemu Asou.
Saat tahu Aya diantar pulang oleh seorang pemuda, wajah Mizuo  langsung berubah garang sampai sang putri memberitahu kalau pemuda  itulah yang sempat menolongnya saat tes masuk SMU. Dengan gayanya yang  khas, Mizuo meminta Asou untuk makan malam bersama. Bahkan, ia dan sang  istri langsung mengiyakan saat Aya meminta ijin untuk merawat anjing  kecil yang dibawanya.
Tangis keduanya tidak dapat ditahan lagi saat menemui dokter Mizuno,  dengan terbata-bata baik Shioka maupun Mizuo tidak percaya kalau Aya  bisa menderita penyakit yang bisa membuatnya tidak dapat lagi bergerak  mengingat usianya yang baru 15 tahun.
Ketika Aya dipertemukan kembali dengan dokter Mizuno, ia hanya  diminta untuk menuliskan kehidupannya sehari-hari di sebuah buku harian.  Rupanya, semua itu adalah atas permintaan Shioka yang tidak ingin sang  putri mengetahui apa yang dideritanya sejak dini.
Saat berada di luar ruangan, Aya kembali bertemu dengan gadis kecil  yang pernah ditemaninya. Ia langsung menawarkan bantuan untuk membawakan  kantong plastik ke ayah sang gadis cilik, dan tertegun saat melihat  kondisi pria itu yang mengenaskan. Aya tidak tahu, pria tersebut  menderita penyakit yang sama dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar